Apresiasi puisi artinya menikmati, menghayati,
serta mengambil hikmah dari puisi yang dibacanya. Ada yang bilang bahwa
mengapresiasi puisi dengan baik merupakan langkah awal untuk bisa menulis puisi
yang baik. Kemampuan berpuisi hanya bisa dicapai hanya dengan proses belajar
terus menerus yang dalam perkembangannya akan sangat dipengaruhi keadaan
lingkungan sekitarnya. (AZN)
Jadi, mengapresiasi puisi tak cukup hanya
menjadi gelas kosong tanpa isi, setidaknya kita menjadi gelas kosong yang
setengah berisi, agar kita tak hanya berdenting tanpa henti atau retak tak
bertepi karena dentingnya menarik hati untuk terus dipukuli. Kita juga harus
mempunyai pengetahuan yang memadai agar bisa berbagi pengetahuan dengan yang
lain. Dengan hal ini gelas milik kita tidak hanya akan dipenuhi oleh
pengetahuan dari orang lain, tapi akan bercampur dengan ‘isi’ yang sebelumnya
telah kita miliki tadi. Ibaratnya, kita menyediakan gelas berisi air bening
setengahnya, lalu akan ditambahi batu es, sirup, dan potongan buah.
Tapi juga tak cukup hanya menjadi gelas kosong
atau setengah berisi jika tutupnya tidak terbuka karena nantinya kita bisa
bernasib sama seperti katak dalam tempurung. Kita tidak akan mendapatkan
pengetahuan apa-apa selain apa yang ada dalam gelas kita. Jika gelasnya tak
berisi, bisa jadi isinya hanya suara kita sendiri. Jika pun berisi, itu tak
lebih dari sekadar air bening. Tak juga cukup dengan membuka tutup gelas tapi
membiarkan dasarnya bolong, pengetahuan yang telah masuk hanya akan terbuang
sia-sia.
So, jangan takut untuk mengapresiasi
puisi, apapun namanya, entah itu bedah puisi atau apresiasi puisi. Puisi, selain
membutuhkan kehadiran penyairnya, juga membutuhkan apresiator, membutuhkan
publik atau pemirsa yang akan membacanya, menikmati, serta mencintainya. Sekali
lagi, mengapresiasi puisi dengan baik merupakan langkah awal untuk bisa menulis
puisi dengan baik.
Selamat mengapresiasi puisi.
(ditulis oleh Adi Saputra, Wakasuk WR Puisi)
0 comments:
Post a Comment