Tentang sang Camar


sajak Muhammad Asqalani eNesTe

sang camar yang keluar dari semburat mega tanpa warna
halilintar membahana maha di jiwanya
demi amuk semesta
bentangan laut membeku
kapalkapal pecah membatu
ikanikan mengapung kaku
kedua sayap camar patah, hilang ditelan waktu
dalam diam tiada yang tahu, tak juga camar tahu

bingkaihati20march2000n10










(telah ditampilkan dalam Bedah Puisi WR edisi 28 September 2011)

Pertiwi, Puisi Ini Untukmu


sajak Moh. Ghufron Cholid

Waktu belum berganti baju
Namun kita tak henti
Meneguk airmata sendiri

Hari-hari bagai teriris belati
Namun kita semakin mengerti
Hidup tak bisa sendiri

*) diambil dari Antologi Negeri Cincin Api (Lesbumi, 2011)













(telah ditampilkan dalam Bedah Puisi WR edisi Perdana, 21 September 2011)

Angin

sajak Adi Saputra

( juara Lomba Flash Poetry WR)
Aku hanya angin
Yang coba menemani kicaumu di ranting pesona
Memungut tiap kisah yang jatuh, mengabarkannya pada sepasang telinga yang ranum bagai salak sidempuan yang muda

Aku hanya angin
Yang coba mendingin-dinginkan egomu di panas angkara
Memadami tiap titik api yang muncul, membasuh lidahmu dengan ciuman ternyaman di penghujung tahun
Tapi,
Aku juga angin
Yang bisa mengoyakmu bagai layangan yang rapuh
Jika sempat kau memampatkanku, merasaiku terbakar sementara kau tertawa riang di saat terang

***
Pdg, 04/05/2011

Category: 0 comments

Followers