Mengkaji Lirik Lagu

Kali ini saya ingin membuat kajian sederhana terhadap lirik-lirik lagu milik sebuah band rock Indonesia, yaitu Kotak. Seperti kita ketahui, Kotak merupakan salah satu band jebolan Dreamband pertama. Dreamband merupakan ajang pencarian talenta musik yang salah satunya disponsori oleh majalah Hai.

Terlepas dari pengertian apakah lirik lagu termasuk ke dalam puisi, saya juga tak begitu paham. SDD pun pernah membuat puisi yang berjudul “Lirik untuk Lagu Pop” (Hujan Bulan Juni, 2010). Saya hanya ingin mencermati kata-kata yang digunakan dalam lirik-lirik lagu Kotak. Hal ini dilatarbelakangi ketika saya menemukan kejanggalan pada salah satu lagunya.

Menurut saya, Kotak tak sebenar-benarnya ingin membuat lirik lagu. Mereka hanya sekedar mengepaskan kata-kata sebagai lirik yang sesuai dengan aransemen musik yang telah mereka buat. Karena pada awalnya ajang Dreamband ini hanya mencari orang dengan bakat-bakat musik, bukan orang-orang dengan bakat lirik. Sehingga terkadang lirik yang mereka buat mengandung kata-kata yang ambigu dan lain sebagainya.

Sebagai contoh awal, kita akan mencermati lagunya yang berjudul “Terbang”. Lagu ini merupakan hits dari album perdana band ini. Di lagu ini mereka menggunakan kata terbang dan melayang dalam satu bait yang sama.
Hilang/ragaku melayang/jauh tak terbayang/ke angkasa kuakan terbang
Secara harfiah, terbang dan melayang itu memiliki arti yang berbeda. Terbang mengandung makna bergerak ke atas dengan bantuan sesuatu, sedangkan melayang tidak memerlukan bantuan sesuatu. Jadi, di lirik ini dia tak menjelaskan akan terbang atau melayang. Ambigu sekali.

Lalu secara kajian agama, sejatinya raga kita tidak bisa terbang tanpa bantuan. Hakikatnya raga itu akan kembali ke bumi dan yang melayang adalah jiwa/sukma. Roh itulah yang bisa melayang ke angkasa dan raga akan kembali ke bumi. Untuk lebih selengkapnya, silakan coba dengarkan lagunya secara penuh.

Lirik selanjutnya kita ambil dari lagu hits berikutnya, yaitu “Beraksi”. Mari kita simak potongan liriknya.
Penindasan, kekerasan nggak jaman/kami datang membawa perdamaian/ciptakan suasan tak terlupakan/lantangkan suaramu dan teriakkan/alunan distorsi Kotak pun beraksi
Apakah maksud dari penindasan di sini? Apakah pada pagelaran musik ada penindasan? Penindasan dalam bentuk apa? Lalu mereka menginginkan sebuah suasana yang nyaman dan tak terlupakan, tetapi dengan menggunakan musik distorsi. Distorsi memiliki makna sesuatu yang menyimpang. Jadi, apa maksud dengan penolakan kekerasan, tapi menggunakan sesuatu yang menyimpang dari aturan. Seolah, setiap kata dalam lirik ini saling bertabrakan makna.

Dalam lirik ini pun terjadi pengulangan kata sehingga kalimatnya menjadi ambigu. Misalnya,
Akankah semuanya akan abadi
Dapatkah anda menemukan kejanggalannya? Silakan cermati sendiri.

Kajian atas lirik ini hanyalah sebuah kajian dari tata bahasa dan rasa bahasa, bawa membuat lirik lagu pun tidak bisa sembarangan, sekalipun untuk melengkapi aransemen lagu. Musik/lagu merupakan bahasa yang paling universal, semua kalangan bisa menerima dan menikmati. Jadi, seolah dengan musik orang dapat mengerti apa yang kita maksud.

Tentu saja kita tak bisa membandingkan kualitas lirik lagu mereka dengan lirik buatan Yovie Widianto. Tapi setidaknya, gunakanlah rasa ketika membuat lirik, atau puisi sekalipun. Sehingga orang pun bisa sepenuhnya menikmati, mengerti apa yang kita sajikan.

Berkenaan dengan puisi, membuat puisi pun ternyata susah-susah gampang. Membuat puisi tak seperti kita menggoreng telur mata sapi, sesederhana menceplok telur ke atas wajan panas. Perlu pula kita pikirkan panas api yang digunakan, wajannya, jumlah mentega yang diperlukan, garam, irisan bawang, dan sebagainya. Maka, jadilah sebuah telur dadar yang lezat dan bercita rasa.

Tapi tak perlu pula kita memaksakan kata atau makna ke dalam puisi karena akan sangat mudah ketahuan, seperti kita menggoreng telur tadi. Bisa saja nanti keasinan, terlalu matang sehingga gosong, atau justru masih setengah matang.

Untuk latihan selanjutnya, kita bisa pula mencermati lirik lagu dari artis lain yang tentu saja dapat kita jadikan sebagai latihan untuk mempertajam rasa bahasa yang kita miliki. Dengan begitu kita bisa membuat puisi dengan rasa yang pas dan matang.


Ditulis oleh Adi Saputra, Wakasuk WR Puisi.
Category: 0 comments

0 comments:

Post a Comment

Followers