PERMATA DALAM RENUNGAN
sajak Greevena Dunham
sembari tangan meraba
hati mendamba
mata mulai terasa iba
seolah jiwa ini layaknya riba
namun penyesalan akan rindu ini seperti rimba
dan ikhlas pun ikut tertimba
berdiri...berkaca lensalensa dosa
mencoba untuk lirih namun tak bisa
ini terasa beda...bukan biasa
karena KAU bukan bisa
bisa yang biasa Kau cipta
hingga lalunya hari ini
rembang rimbun angin berkocak
layaknya lautan kolak
manis, namun "basi" berkelakkelak
itulah yang mereka katakan di malam puncak
ketika nafas ini mencoba untuk mendesak
tapi aku bangga...
ketika maut menjumpa
dan kau...para malaikat
malaikat yang menggegam misik
walau kematian tertelan bisa
kau tetap permata dalam renungan
hidupku....
###
BERDAMAU DENGAN SEPI
sajak Nunu
Aku…di sini...
Duduk berteman sepi
Aku…di sini…
Bergulat dengan sunyi
Mencoba memecah sunyi
Tapi sunyi masih setia menemani
Mencoba mengusir sepi
Tapi sepi seolah enggan tuk pergi
Aku…ingin berteriak
Menjerit memaki sunyi
Aku…ingin berontak
Bertarung melawan sepi
Aku…sekarang,
Ingin terbang menerobos sunyi
Melesat ke tempat ramai nan terang benderang
Bertemu para insan yang terbebas dari sunyi
Aku… sekarang…
Ingin berlari meninggalkan sepi
Menjauh hingga sepi tiada lagi ku pandang
Hingga kusadari sepi tiada lagi menemani
Sesak ku rasa…
Ingin ku sobek ruang penuh hampa
Membuka sekat yang membelenggu raga
Tapi tanganku tak cukup kuat membukanya
Lelah ku rasa…
Ingin menyerah kepada sunyi
Tapi setitik cahaya di ruang ini memberi asa
Membuatku bertahan mengonyak tabir sepi
Kuciptakan bait-bait puisi
Untuk mengisi ruang sunyi
Aku dan puisi
Berjuang tuk berdamai dengan sepi
###
(telah ditampilkan dalam Bedah Puisi WR Edisi 08 Februari 2012)
0 comments:
Post a Comment