All About Poetry Edisi 03 Februari 2012


Saya ingin mengetahui segala macam tentang kredo. Seperti apa itu kredo, bagaimana penggunaannya, fungsinya, contohnya, jenisnya, dan lain-lainnya.
Jawab:
Kredo merupakan sebuah kata serapan, yang berasal dari bahasa Latin yakni credo yang berarti aku percaya.
Sutardji Chalzoem Bachri pernah menulis sebuah kredo tentang puisi. Dalam kredo puisi tersebut, Sutardji mengembalikan kata-kata kepada mantra, karena menurut Sutardji menulis puisi adalah membebaskan kata-kata, yaitu pada mulanya kata. Kata tidak seharusnya menyandang beban tertentu untuk menunjukan sesuatu hal. Kata tidak berarti apa-apa, selain kata itu sendiri. Misal, kursi bukanlah tempat untuk duduk melainkan kursi itu sendiri. Kata tidak seharusnya dibebani oleh sesuatu, termasuk moral didalamnya. Apabila kata terbebani oleh sesuatu, maka kata tersebut terbelenggu dan terjajah, sehingga kata itu sendiri tidak bisa menafsirkan apa-apa selain hal yang membebaninya tersebut.
Jawaban detil silahkan diskusi pada penyair yang terbiasa memakai kredo (mantra) dalam karya-karyanya.

Apa makna pemakaian tanda hubung ganda (--) dan tanda hubung tiga (---) , serta pemakaian tanda miring (/) dan miring ganda (//) dalam penulisan puisi?
Jawab:
Dalam EYD tidak dicantumkan penggunaan tanda hubung ganda. Yang diatur hanya penggunaan tanda hubung (-), sehingga dapat diartikan memiliki fungsi yang sama sebagai penghubung suku kata/kata yang terpisah.
Begitu juga dengan penggunaan tanda miring ganga (//), sehingga fungsi tanda miring memiliki peran yang sama berupa pengganti kata “atau”, “tiap”.

Saya ingin tau bagaimana menemukan diksi yang baik? Dan puisi yang ditulis dalam bentuk paragraf itu namanya apa?
Jawab:
Menemukan diksi yang baik, perhatikan setiap baris puisi, adakah padanan kata yang kita rasakan indah, kuat, menyentak? Itulah diksi.
Puisi dalam bentuk paragraf ya namanya puisi. Namun saat ini ada yang menyebutnya puisi naratif.


0 comments:

Post a Comment

Followers