Ini adalah puisi
terakhir yang sempat ditulis oleh Soe Hok Gie, yang dalam film ‘GIE’
diceritakan bahwa puisi ini dia tulis untuk kekasihnya sebelum dia pergi
mendaki ke puncak Gunung Semeru. Bahkan puisi ini pun belum sempat diberikan
judulnya oleh Soe Hok Gie. Kisah Soe Hok Gie diangkat ke layar lebar
berdasarkan sebuah buku harian yang diterbitkan pada tahun 1983 yang berisi
catatan-catatan harian dari Soe Hok Gie.
Berikut ini adalah puisi Soe Hok Gie tersebut.
Berikut ini adalah puisi Soe Hok Gie tersebut.
Ada
orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke Mekah
Ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di Miraza
Tapi aku ingin habiskan waktuku di sisimu sayangku
Bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu
Atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah Mandalawangi
Tapi aku ingin habiskan waktuku di sisimu sayangku
Bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu
Atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah Mandalawangi
Ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di Danang
Ada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra
Tapi aku ingin mati di sisimu manisku
Setelah kita bosan hidup dan bertanya-tanya
Tentang tujuan hidup yang tak satu setan pun tahu
Mari, sini sayangku
Kalian yang pernah mesra, yang pernah baik dan simpati padaku
Tegakklah ke langit atau awan mendung
Kita tak pernah menanamkan apa-apa
Kita takkan pernah kehilangan apa-apa
Nasib terbaik adalah tidak pernah dilahirkan
Yang kedua dilahirkan tapi mati muda
Dan yang tersial adalah berumur tua
Berbahagialah mereka yang mati muda
Makhluk kecil kembalilah dari tiada ke tiada
Berbahagialah dalam ketiadaanmu
Tapi aku ingin mati di sisimu manisku
Setelah kita bosan hidup dan bertanya-tanya
Tentang tujuan hidup yang tak satu setan pun tahu
Mari, sini sayangku
Kalian yang pernah mesra, yang pernah baik dan simpati padaku
Tegakklah ke langit atau awan mendung
Kita tak pernah menanamkan apa-apa
Kita takkan pernah kehilangan apa-apa
Nasib terbaik adalah tidak pernah dilahirkan
Yang kedua dilahirkan tapi mati muda
Dan yang tersial adalah berumur tua
Berbahagialah mereka yang mati muda
Makhluk kecil kembalilah dari tiada ke tiada
Berbahagialah dalam ketiadaanmu
Soe Hok Gie meninggal di Puncak Gunung Semeru pada bulan Desember 1969. Dia menjadi ikon perjuangan yang menginspirasi mahasiswa untuk ambil bagian sebagai alat pengendali terhadap pemerintah.